Tuesday, September 17, 2013

PROYEK MAHA KARYA SANG PENCIPTA

PROYEK RINTISAN TUHAN
Ibnu Rawi Bawiani (19-01-12)
 “Aku hendak mengangkat seorang manajer di muka bumi.” Firman Tuhan kepada para malaikat.
“Mengapa Engkau hendak mengangkat orang yang akan merusak bumi, serta menumpahkan darah sebagai manajer? Padahal kami para malaikat senantiasa bertasbih memuji dan mensucikan Engkau?” Para malaikat protes.
“Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” Jawab Tuhan tegas.

Lalu Dia mengajari Adam yang baru diciptakan sebagai manusia, nama-nama seluruh benda.
“Sebutkan nama benda-benda itu jika kalian tahu!” Perintah Tuhan kepada para malaikat.
“Maha Suci Engkau, Tuhan! Gak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Engkau Mahatahu .”
“Hai Adam! Beritahu mereka nama benda-benda ini.” Perintah Tuhan kepada manusia pertama itu.
Adam menyebut nama benda-benda itu dengan benar. Lalu, Allah berfirman kepada para malaikat, termasuk Iblis:
“Bukankah sudah Ku-katakan, bahwa Aku Mengetahui rahasia langit dan bumi, juga Mengetahui apa yang kalian ungkapkan dan apa yang kalian rahasiakan? Sekarang sujudlah kalian kepada Adam!”
Maka dengan patuh, sujudlah mereka, kecuali Iblis; dia enggan dan sombong. Dia itu kafir.
“Hai Adam! Diami surga ini olehmu serta isterimu, Hawwa. Makanlah makanannya yang melimpah nan baik di mana saja kalian suka; tapi jangan dekati pohon yang satu ini, karena bisa menyebabkan kalian aniaya.”
Keduanya berusaha mematuhi perintah Tuhan, tetapi Iblis senantiasa membujuk dan merayu keduanya, hingga akhirnya mereka terpedaya. Manusia pertama dan kedua itu melakukan pelanggaran serius, menjamah buah pohon larangan. Di mata manusia mungkin kesalahan hanya makan sekilo apel Malang atau apel Washington, tak perlu dihukum. Tetapi sungguh, kesalahan makan satu buah larangan itu sangat serius di mata Tuhan. Dan keduanya harus menerima hukuman.Tuhan berfirman kepada Adam dan Hawwa:
“Turunlah kalian dari surga! Sebagian keturunan kalian kelak menjadi musuh bagi yang lain. Bagi kalian ada tempat di bumi, dan bisa menikmati kesenangan hidup sampai waktu tertentu.”
Nenek moyang manusia itu terusir dari surga dalam keadaan tanpa busana. Masya Allah. namun meski belum ada manusia selain mereka berdua, toh keduanya merasa sangat malu. Mereka berusaha menutupi aurat mereka dengan dedaunan. Mereka sangat menyesal, dan memohon ampun. Tuhan mengampuni kesalahan mereka, tetapi tetap merelokasi keduanya ke alam baru, bumi. (dinukil dari QS 2:30-36)
“Coba kalau mereka waspada, pasti kita sekarang berada di surga.” Komentar mas Kirun, menyesali apa yang pernah terjadi pada kakek dan nenek kita, Adam dan Hawwa.
“Dan kita gak perlu lagi repot-repot kerja atau ibadah.” Mas Solikun menimpali. Dia membayangkan bahwa di surga sana pasti gak ada aturan yang membelenggunya. Dia memang pemalas, tetapi ingin menikmati berbagai fasilitas. Hobbinya, bakaran tembakau kian kemari.
“Masih lumayan toh, kita ditransitkan di bumi? Coba kalau langsung dipindahkan ke neraka sana…” Seloroh mas Bukin.
“Mosok langsung ke neraka sih? Wong Adam dan Hawa cuma makan buah khuldi doang.”
“Itulah hukum Tuhan. Dia gak akan membiarkan dosa apapun, sekecil apapun! Semuanya akan direken.”
“Nah, gara-gara satu buah khuldi sudah harus tergusur dari surga! Bagaimana lagi hukuman bagi penerima dan penikmat seabreg apel Malang atau apel Washington itu? Sementara rakyat pemilik apel-apel itu kesulitan memenuhi kebutuhan hidup?”
“Pasti ada hukumannya, dong! Kalau mereka melakukan pelanggaran itu di surga, mungkin diusir dengan keras dari surga. Tapi mereka melakukannya di bumi, ya…gak nalar kalau mereka diusir menuju surga…”
Abu Ayyub Khalid bin Zaid r.a. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Seandainya kalian gak berdosa, tentu Allah telah menciptakan makhluk lain yang berdosa, lalu mereka meminta ampunan, maka Dia mengampuni mereka.” HR Muslim.
Allah menerima tobat Adam, tetapi pertobatan itu tak menggagalkan rencana Tuhan mendeportasinya ke bumi garapan. Allah berfirman:
“Turunlah kalian dari surga ini! Jika datang petunjuk-Ku kepada kalian (maka ikutilah); siapa pun yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya gak ada kekhawatiran atas mereka, dan gak bersedih hati. Sedang orang kafir dan penentang ayat-ayat Kami, bakal menghuni neraka dan kekal di sana. (dikutip dari QS 2:37-39)
Manusia memang diprogram untuk mengelola berbagai urusan di bumi, bukan di surga. Bumi memang dirancang untuk menjadi lahan perjuangan bagi manusia. Sedang surga dipersiapkan bagi siapa saja yang beriman dan beramal baik selama di bumi, serta mendapatkan rahmat Allah. Sebaliknya, neraka dipersiapkan bagi para pembangkang agama Allah, dan bagi mereka yang sepak terjangnya selama di bumi menyebalkan Allah. Namun, andai Adam dan Hawwa tidak melanggar larangan makan buah khuldi, pasti akan ada hal lain yang dijadikan alasan untuk mendeportasi mereka ke bumi. Wallahu a’lam.
Dengan kasus pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa, Tuhan memberi pelajaran berharga bagi manusia dan jin, bahwa kepatuhan terhadap perintah dan larangan-Nya bisa mengantarkan seseorang untuk mendapatkan rahmat dan rida-Nya. Sebaliknya, manusia atau jin pembangkang dan para pendosa, pantas mendapat murka-Nya. Hati-hati berkiprah! Senantiasalah memohon bimbingan Allah, dan memohon ampun dari setiap kesalahan.
Sayangnya, bukan hanya Adam dan Hawwa yang dipindahkan dari surga ke bumi, tetapi Iblis pun diusir dari surga. Allah berfirman:
“Turunlah kamu dari surga! Tak sepatutnya kamu sombong di dalam surga! Keluarlah! Sungguh hina kamu!”
 “Baiklah.” Iblis menjawab. “Tapi beri aku kesempatan untuk menggoda keturunan Adam, hingga hari kebangkitan.”
“Permohonanmu dikabulkan, hai Iblis!” Allah mengizinkan.
“Berhubung Engkau telah menghukumku tersesat, sungguh aku akan menghalang manusia dari jalan Engkau yang lurus. Aku akan menggoda mereka dari hadapan, dari belakang, dari kanan, dari kiri mereka. Dan, hanya sedikit yang akan patuh dan bersyukur kepada Engkau.” Iblis menjawab.
 “Enyahlah kamu!” Allah berfirman. “Sungguh, siapa pun manusia yang mengikutimu, akan Ku-masukkan ke neraka Jahannam!” (dikutip dari QS 7:13-18)
Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya setan masuk ke dalam diri manusia melalui saluran darah, dan sungguh aku khawatir bila dia membisikkan sesuatu ke dalam hati kalian.” HR Bukhari-Muslim, bersumber dari Shafiyah binti Huyay r.a., isteri Nabi.
Setan telah menampakkan perbuatan-perbuatan buruk manusia terasa indah bagi mereka, sehingga menghalang mereka dari jalan Allah, maka mereka tidak mendapat petunjuk. (QS 27:24)
Iblis tak hanya melakukan gertak sambal. Tetapi dia berusaha menanamkan rasa dendam di hati keturunan serta koleganya. Mereka menempuh berbagai jalan untuk menjerumuskan manusia kepada kesesatan. Dan, sejauh ini mereka mengalami sukses besar. Ironinya, ternyata mereka belum all-out dalam usaha menyesatkan manusia. Cukup dengan iming-iming celana dalam, uang recehan, dan semacamnya, sudah banyak manusia yang berhasil disesatkan. Bahkan manusia itu sendiri sudah sangat banyak yang menjelma menjadi setan yang menyesatkan orang lain. Na’udzu billah.[]

No comments:

Post a Comment