Tuesday, September 17, 2013

PARA PENCARI SURGA

SURGA DUNIA ITU DIMANA?
Ibnu Rawi Bawiani (20-01-12)
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa. Tidakkah kalian mengerti? (QS 6:32)
Maksudnya, kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Karenanya jangan terpedaya dengan kesenangan-kesenangan duniawi, dan jangan lalai terhadap urusan akhirat.
 “Tapi sekarang kita ‘kan masih hidup di dunia, apa salahnya kita nikmati segala fasilitas duniawi ini?”
“Gak ada salahnya, bro! Yang penting fasilitas itu sah milik ente, atau milik orang lain yang diizinkan untuk ente gunakan.”
“Kalau gitu, gak salah juga dong, para pegawai menikmati fasilitas instansi?”
“Pasti gak salah, kalau digunakan untuk menjalankan tugas-tugas instansi, bro. Kalau untuk urusan pribadi? Itu namanya nyalahi wewenang. Gak boleh!”
“Lho, kalau fasilitas itu fasilitas dinas?”
“Hati-hati, bro! Mobil dinas ente itu hanya sah dipergunakan
untuk urusan dinas. Gak urusan, apakah atasan ente tahu atau tidak. Mobil itu milik rakyat, bro! Ente jangan salah kaprah! Susah minta maaf kepada jutaan rakyat…”
“Jangan-jangan hanya karena sampeyan gak dapat mobil dinas, lalu bisa ngomong gitu?!”
“Biar aku atau siapa pun kalau menyalahgunakan fasilitas dinas untuk urusan pribadi, ya tetap gitu hukumnya, gak boleh!”
“Instansi gak dirugikan, koq?”
“Gak ngaruh, bro! Mau rugi atau mau untung itu soal lain. Eh! Siapa bilang gak dirugikan? Instansi tempat ente bekerja itu seperti orang sakit yang minta diinfus terus koq?”
Suatu ketika Atha’ bin Abu Rabah bertanya kepada Fatimah binti Abdul Malik, isteri khalifah Umar bin Abdul Aziz dari dinasti Bani Umayyah:
“Wahai Fatimah! Ceritakan kepadaku mengenai perilaku suami anda?”
“Ketahuilah, Atha’! Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah yang berusaha mengabdi kepada rakyat. Kadangkala dia bekerja lembur hingga malam, dan dia menggunakan lampu fasilitas negara untuk urusan kenegaraan. Setelah selesai, beliau segera mematikan lampu milik negara, dan menggantinya dengan menyalakan lampu milik pribadi. Dia melaksanakan solat malam, berdoa, dan merenungkan pekerjaan yang dilakukannya seharian. Tak jarang dia menangis, meminta ampun kepada Allah…” Fatimah binti Abdul Malik menguraikan.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak pernah berkampanye untuk mendapatkan jabatan sebagai kepala negara. Dia ditunjuk oleh khalifah pendahulunya, Sulaiman bin Abdul Malik. Pada masa pemerintahan khalifah Sulaiman, Umar diangkat sebagai wazir. Umar bin Abdul Aziz dinobatkan menjadi Kahlifah pada usia 37 tahun.
Suatu ketika sang Khalifah yang belum genap berusia empatpuluh tahun itu curhat kepada isterinya, Fatimah:
“Isteriku! Aku telah diberi mandat untuk memimpin dan mengurus umat, yang bangsa Arab maupun non Arab. Aku melihat masih banyak di kalangan mereka yang hidup miskin, menderita, tertindas, dan melarat di seantero negeri. Nanti di akhirat aku akan dimintai pertanggungjawaban. Aku khawatir pertanggungjawabanku di akhirat kelak tak diterima. Aku cemas dan khawatir, isteriku…”
Ubaidillah bin Iraz menuturkan, bahwa suatu ketika sang Khalifah berkhutbah di atas mimbar yang terbuat dari tanah ketika berada di wilayah Syam:
“Wahai manusia! Perbaiki perbuatan-perbuatan kalian yang rahasia! Maka perbuatan-perbuatan kalian yang terang-terangan akan menjadi baik. Berbuatlah untuk akhirat kalian! Maka Allah akan mencukupkan kebutuhan dunia kalian…”
Dalam hadis Qudsi Allah berfirman: “Hai dunia! Layanilah orang yang melayani-Ku. Hai dunia! Letihkanlah orang yang melayanimu.” (Al-Futuhatul Makkiyah).
Allah berfirman: “Hai bani Adam! Janganlah engkau merendah demi mengharap sesuatu kepada selain Aku, sedang Aku selalu bersedia menolongmu. Jika engkau memohon kepada-Ku, maka engkau akan memperoleh karunia-Ku. Tetapi jika engkau merengek kepada selain Aku, akan terlepaslah semua kebaikan itu (darimu).” (Hidayatul Mursyidin)
Allah berfirman: “Hai bani Adam! Jika engkau rela terhadap apa yang Ku-bagikan untukmu maka Ku-tenteramkan hatimu dan tubuhmu, sedang engkau terpuji. Dan apabila engkau tidak rela dengan apa yang Ku-bagikan untukmu, maka Aku jadikan dunia menguasaimu sehingga engkau tunduk kepadanya laksana hewan tunduk kepada manusia. Lalu demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, engkau tak akan dapat meraih kebahagiaan dunia kecuali apa yang telah Ku-takdirkan untukmu, sementara engkau tercela.” (Al-Futuhatul Makkiyah, jilid IV).
“Nyatanya banyak orang berdoa siang malam, tapi toh mereka juga gak dikasih apa yang mereka minta, bung!?”
“Tentu ada yang salah, bro! Rasulullah saw. bersabda: Allah itu maha baik, gak nerima sesuatu kecuali yang baik. Ada orang berdoa: ‘Ya Tuhan, ya Tuhan,’ sementara makan-minumnya haram, pakaiannya haram, dan perutnya kenyang dengan yang haram, mana mungkin doanya dikabulkan?! Hadis riwayat Muslim, dari Abu Hurairah.
Nabi juga bersabda: Doa orang akan dikabul selama dia gak tergesa-gesa, dia berkata, ‘Aku telah berdoa, tapi belum juga dikabulkan. Hadis riwayat Abu Daud.”
“Tapi kayaknya banyakan orang berdoa yang kecewa deh, bung?!”
“Aku gak tahu. Cobalah selidiki rahasia hati mereka…”
“Mana mungkin kulakukan itu, bung?”
“Tuhan bisa melakukannya. Dan Tuhan pasti telah melakukannya, bro!”
“Lalu apa kesalahan mereka?”
“Tanya saja sama Tuhan.”
Carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia, dan berbuat baiklah (kepada pihak lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
(QS 28:77)

No comments:

Post a Comment